Minggu, 27 Februari 2011

Latar Belakang Sejarah Psikologi Lingkungan

SEJARAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Kurt Lewin adalah orang yang pertama kali mengenalkan Field Theory (Teori Medan) yang merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara manusia dengan lingkungan. Lewin mengatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

TL = f (P,L)

Keterangan :
TL = tingkah laku
f = fungsi
P = pribadi
L = lingkungan

Berdasarkan rumusan tersebut, lewin mengajukan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi selama interaksi antara manusia dengan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu kekuatan-kekuatan yang terjadi pada medan interaksi, yaitu daya tarik, & daya mendekat dan gaya menjauh. Interaksi tersebut terjadi pada lapangan psikologis seseorang (penghuni atau pemakai) yang pada akhirnya akan mencerminkan tingkah laku penghuni (Iskandar, 1990). Berdasarkan rumus diatas, maka P (pribadi) dan L (lingkungan) merupakan variabel bebas atau yang mempengaruhi, sementara TL (tingkah laku) merupakan variabel terikat atau yang dipengaruhi (Veitch dan Arkkelin, 1995)
Sebelum kita kenal istilah psikologi lingkungan yang sudah baku, beberapa istilah lain telah mendahuluinya. Semula Lewin pada tahun 1943 memberikan istilah ekologi psikologi. Lalu Egon Brunswik dengan beberapa mahasiswanya mengajukan istilah psikologi ekologi. Pada tahun 1947, Roger Barker & Herbert Wright memperkenalkan istilah setting perilaku untuk suatu unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-hari.
Istilah psikologi arsitektur pertama kali diperkenalkan ketika diadakan konferensi pertama di Utah pada tahun 1961 dan 1966. Jurnal profesional pertama diperkenalkan pada akhir 1960-an banyak menggunakan istilah psikologi lingkungan dan perilaku. Baru pada tahun 1968, Harold Proshanky dan William Ittelson memperkenalkan program tingkat doktoral yang pertama dalam bidang psikologi lingkungan di CNUY (City University of New York) (Gifford, 1987).

Senin, 14 Februari 2011

10 Dampak Buruk Facebook Bagi Pelajar

Dampak negatif facebook semakin hari semakin terasa, meski pun para facebookers banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negati facebook ini. Mungkin karena sudah kecanduan dengan yang namanya facebook. Tapi justru inilah yang berbahaya, yang tidak disadari. Oke buat kamu para remaja dan pelajar serta anak anak, kamu harus tahu apa saja dampak negatif dari facebook ini. Karena pengguna facebook di dominasi oleh para remaja usia 14-24 tahun sebanyak 61,1%.
1. Tidak peduli dengan sekitarnya
Orang yang sudah kecanduan facebook terlalu asyik dengan dunianya sendiri (dunia yang diciptakannya) sehingga tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan facebook sering mengalami hal ini. Tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dunianya berubah menjadi dunia facebook. Ada yang bilang autis Haha, lebay
2. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan
Ini dampak dari terlalu sering dan terlalu lama bermain facebook. Ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial si anak. Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya bersama teman teman facebooknya yang rata rata membahas sesuatu yang nggak penting. Akibatnya kemampuan verbal si anak menurun. Tentu yang dimaksud autis di sini bukan dalam arti yang sebenarnya.
3. Menghamburkan uang
Akses internet untuk membuka facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan (terlebih kalau akses dari warnet). Dan biaya internet di Indonesia yang cenderung masih mahal bila dibanding negara negara lain (mereka sudah banyak yg garatis). Ini sudah bisa dikategorikan sebagai pemborosan, karena tidak produktif. Lain soal jika mereka menggunakannya untuk kepentingan bisnis.
4. Mengganggu kesehatan
Terlalu banyak nongkrong di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang. Telat makan dan tidur tidak teratur. Obesitas (kegemukan), penyakit lambung (pencernaan), dan penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.
5. Berkurangnya waktu belajar
Ini sudah jelas, terlalu lama bermain facebook akan mengurangi jatah waktu belajar si anak sebagai pelajar. Bahkan ada beberapa yang masih asyik bermain facebook saat di sekolah. Ayo ngaku..! “sorry yaw, aQ off dulu, Coz, ada guru nieh..!” Pernah menemukan yang seperti itu..?
6. Kurangnya perhatian untuk keluarga
Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para facebookers. Buat mereka temen temen di facebook adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang.

7. Tersebarnya data pribadi
Beberapa facebookers memberikan data data mengenai dirinya dengan sangat detail. Biasanya ini untuk orang yang baru kenal internet hanya sebatas facebook saja. Mereka tidak tahu resikonya menyebarkan data pribadi di internet. Ingat data data di internet mudah sekali bocor, apalagi facebook yang gampang sekali di hack!
8. Mudah menemukan sesuatu berbau pornografi dan sex
Mudah sekali bagi para facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan esex esex. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. nah, inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenet Indonesia. Hanya mengguankan internet untuk mencari konten “berlendir” Di facebook akan sangat mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian, grup cewek bispak dsb.
9. Rawan terjadinya perselisihan
Tidak adanya kontrol dari pengelola facebook terhadap para anggotnay dan ketidak dewasaan pengguna facebook itu sendiri membuat pergesekan antar facebookers sering sekali terjadi.Contoh paling fenomenal adalah kasusnya “Evan Brimob” beberapa waktu lalu. Kalao kamu nggak tahu Evan Brimob, beeuuh, ketinggalan berita nih..! Evan Brimob adalah seorang anggota kepolisian yang baru kenal facebook. Silakan dicari aja di google mengenai Evan Brimob dengan statementnya yang kontroversi: “Polisi nggak butuh masyarakat”.
10. Awas penipuan..!
Seperti media media lainnya, facebook juga rawan terhadap penipuan. Apalagi bagi anak anak yang kurang mengerti tentang seluk beluk dunia internet. Bagi si penipu sendiri, kondisi dunia maya yang serba anonim jelas sangat menguntungkan.






sumber:www.bloggerwonosobo.com