Minggu, 28 November 2010

10 Tips Tidur Nyenyak Sampai Pagi

Tidur merupakan salah satu terapi untuk menyegarkan tubuh. Kurang tidur membuat tubuh tak dapat memulihkan kerusakan sel dan jaringan yang terjadi setiap hari.

Studi dari Universitas Harvad mengungkapkan, manusia membutuhkan tidur minimal delapan jam setiap malam. Seseorang yang tidur malam kurang dari lima jam memiliki risiko penyakit jantung 39 persen lebih besar dari mereka yang tidur malam delapan jam.



Sebab itu kualitas tidur sangat dibutuhkan. Berikut 10 tips tidur nyenyak Gretchen Rubin yang ia dituangkan bukunya 'The Happiness Project'.

1. Olah raga cukup setiap hari meski hanya jalan kaki
2. Tidak mengonsumsi kopi setelah pukul 18.00
3. Satu jam menjelang tidur jangan lakukan aktivitas yang membuat Anda berpikir. Sekedar menulis alamat surat tak masalah asal jangan melakukan analisa satu artikel
4. Atur temperatur udara kamar sedikit lebih dingin dari suhu normal
5. Biarkan kamar Anda tanpa cahaya. Satu penelitian menunjukkan bahwa cahaya kecil dari jam saja bisa mengganggu tidur
6. Usahakan ruang tidur dalam keadaan bersih dan rapi saat Anda menghempaskan diri ke kasur

Jika tak bisa segera tidur
7. Ambil nafas panjang dan hembuskan perlahan. Lakukan sampai Anda terlelap
8. Jika tengah memiliki pikiran berat. Coba tulis semua masalah Anda di sehelai kertas sebelum tidur.
9. Pakailah krim tubuh sebelum tidur agar badan terasa segar.
10. Kenakan kaos kaki jika kaki terasa dingin


sumber:
http://www.forumkami.com

Tips berpakaian berdasarkan bentuk Tubuh bgian 5

Si Pinggul Besar

Jika Anda memiliki ‘bagian belakang’ seperti Jenifer Lopez, yang Anda perlu lakukan adalah menyamarkannya. Anda bisa bercermin atau melihat foto seksi anda terlebih dahulu sebelum mengenakan pakaian.

DO

* Pilih bawahan warna pakaian gelap yang merampingkan. Miliki sepasang celana panjang pipa lebar sebagai investasi. Celana ini dapat mengimbangi bentuk tubuh Anda.

* Pilih bawahan yang simpel atau tidak banyak detail, seperti rok pensil atau rok lurus yang dapat membuat Anda kelihatan seksi.

* Alihkan perhatian dengan atasan yang berdetil seperti model pakaian dengan kerah lebar atau bahu terbuka plus aksesori.

Anda juga bisa berkonsultasi dengan fashion designers. Anda di satu sisi dituntut mengikuti trend fashion tetapi hal terpenting adalah berusaha mengenakan desain busana yang cocok dengan tubuh anda.



sumber:
http://www.benih.net/lifestyle/fashion/tips-berpakaian-berdasarkan-bentuk-tubuh.html

Tips berpakaian berdasarkan bentuk Tubuh bgian 4

Si Payudara Besar

Sebenarnya Anda tidak perlu merasa risih dengan ukuran payudara jika Anda bisa memilih pakaian dalam dan busana yang tepat.

DO

* Buat anggaran khusus untuk membeli pakaian dalam yang bagus. Permasalahan yang paling sering pada perempuan berpayudara besar adalah memilih bra yang salah. Bra yang tepat akan menampilkan kesan langsing.

* Pilih atasan dengan long v-neck untuk mengalihkan perhatian dari dada. Jangan lupa kenakan tanktop di dalamnya untuk menutupi belahan dada.

* Pilih jaket atau kaos dari bahan katun. Bahan katun akan melekat sempurna pada tubuh sehingga ‘melangsingkan’ tubuh bagian atas.

DON’T

* Hindari memakai kaos yang terlalu ketat atau terbuka kecuali Anda memang ingin jadi perhatian orang.

* Jangan memakai atasan seperti turtle neck atau yang memiliki detail di area dada karena akan membuat area dada menjadi perhatian orang.

sumber:
http://www.benih.net/lifestyle/fashion/tips-berpakaian-berdasarkan-bentuk-tubuh.html

Tips berpakaian berdasarkan bentuk Tubuh bgian 3

Si Tubuh Mungil

DO

* Pertahankan kerapihan. Pilih gaya yang justru menonjolkan bentuk tubuh Anda. Cropped jacket, celana kapri cocok untuk Anda yang bertubuh mungil.

* Pilih rok selutut. Panjang rok lebih dari lutut membuat Anda terlihat lebih pendek.

DON’T

* Jangan memakai sepatu yang berhak terlalu tinggi karena ini justru mempertegas tinggi badan Anda sebenarnya. Sebaliknya pilih sepatu dengan hak sekitar 5 cm.

* Jangan memakai pakaian berlapis-lapis atau rok panjang dan celana pipa lebar. Pakaian ini akan ‘menenggelamkan’ Anda.

sumber:
http://www.benih.net/lifestyle/fashion/tips-berpakaian-berdasarkan-bentuk-tubuh.html

Tips berpakaian berdasarkan bentuk Tubuh bgian 2

Si Tubuh Berbentuk Jam Pasir

Bagi Anda yang sudah memiliki bentuk tubuh jam pasir, yang perlu Anda lakukan adalah jangan ragu memperlihatkan lekuk tubuh Anda.

DO

* Potongan di pinggang akan memaksimalkan lekukan pinggang Anda

* Saat ini trend mode sedang berpihak pada Anda. Gaya retro kembali (40-an, 50-an) sangat tepat bagi Anda. Jaket bersabuk atau rok pensil sangat pas untuk Anda.

* Jangan ragu memakai pakaian strech yang akan memanjakan setiap lekuk tubuh yang Anda miliki.

DON’T

* Jangan bersembunyi di balik atasan longgar atau kebesaran. Anda akan terlihat besar dan lurus.

* Strech memang keren, namun kalau terlalu ketat apalagi mengilap akan membuat penampilan Anda terlihat murah.

* Rajutan bermotif justru membuat Anda terlihat gemuk dan besar pada bagian dada dan bokong.



sumber:
http://www.benih.net/lifestyle/fashion/tips-berpakaian-berdasarkan-bentuk-tubuh.html

Tips berpakaian berdasarkan bentuk Tubuh bgian 1

Si Tubuh Lurus

Sebenarnya pilihan busana untuk Anda cukup variatif, Anda hanya perlu memperhatikan satu hal yaitu cara menambah lekukan pada tubuh Anda. Amat disarankan Anda mengenakan pakaian 2 pieces untuk memberikan efek lekuk pada pinggang.

DO

* Coba jaket, atasan atau terusan yang memiliki potongan di pinggang atau dengan mengenakan ikat pinggang besar atau pita yang diikat di pinggang.

* Fokuskan bawahan yang bervolume. Gunakan rok lipit atau dengan rimple untuk kesan lebih berisi pada tubuh bagian bawah. Atasan dengan ruffles juga disarankan untuk mengalihkan mata orang dari tubuh lurus Anda.

* Kenakan wrap dress dengan simpul di pinggang untuk menambah lekukan.

DONT’S

* Jangan sesekali memakai model pakaian yang atasannya ketat, atasan ini justru mempertegas bentuk badan Anda sebenarnya.

* Hindari pakaian yang longgar. Pakaian ini justru membuat Anda semakin tidak memiliki lekuk tubuh.

* Crop jacket atau bolero memang sangat manis, namun pakaian ini justru memperlihatkan bahwa Anda tidak memiliki lekuk pinggang.


sumber:
http://www.benih.net/lifestyle/fashion/tips-berpakaian-berdasarkan-bentuk-tubuh.html

Tips Mengatasi Bau Badan

Menurut Wikipedia, Bau badan atau bromhidrosis adalah bau bakteri/ kuman pada tubuh. Bakteri tersebut bertambah jumlahnya dengan cepat karena kehadiran keringat, sehingga penhuraian keringat menjadi berlebihan dan sel-sel kulit terlepas. Tetapi keringat sendiri sebenarnya tidak berbau.
Setelah mengetahui pnyebabnya, sekarang mari kita buat ramuan obat tradisional untuk mengobati bau badan ini:

Bahan:

* Bunga Kenanga 15 gram.
* Gula Batu Secukupnya.
* Air 600 cc.

Pemakaian:
Rebus semua bahan tersebut dalam 600 cc Air, hingga tersisa 300 cc. Setelah dingin, saring air ramuan tersebut dan minum 3x sehari.

Tips Tambahan:

* Makan daun kemangi minimal satu genggam per hari.
* Oleskan irisan mentimun setiap habis mandi di bagian ketiak dan bagian tubuh lain yang berbau.
* Selalu menjaga kebersihan badan, dianjurkan untuk lebih sering mandi dan mengelap bagian tubuh yang sering mengeluarkan keringat.
* Sebaiknya rambut ketiak dibersihkan/dicukur agar tidak lembab dan memicu bau.
* Ganti pakaian yang basah oleh keringat dengan pakaian yang kering dan bersih.
* Perbanyak konsumsi makanan yang berserat dan rendah kalori seperti buah dan sayuran .
* Mengurangi makanan pedas, makanan berlemak dan kopi (yang mengandung kafein).
* Memakai deodorant yang bentuknya spray.



sumber:
http://gerry-tk.blogspot.com/2010/08/tips-mengatasi-bau-badan.html

Tips Mengatasi Bau Badan

Menurut Wikipedia, Bau badan atau bromhidrosis adalah bau bakteri/ kuman pada tubuh. Bakteri tersebut bertambah jumlahnya dengan cepat karena kehadiran keringat, sehingga penhuraian keringat menjadi berlebihan dan sel-sel kulit terlepas. Tetapi keringat sendiri sebenarnya tidak berbau.
Setelah mengetahui pnyebabnya, sekarang mari kita buat ramuan obat tradisional untuk mengobati bau badan ini:

Bahan:

* Bunga Kenanga 15 gram.
* Gula Batu Secukupnya.
* Air 600 cc.

Pemakaian:
Rebus semua bahan tersebut dalam 600 cc Air, hingga tersisa 300 cc. Setelah dingin, saring air ramuan tersebut dan minum 3x sehari.

Tips Tambahan:

* Makan daun kemangi minimal satu genggam per hari.
* Oleskan irisan mentimun setiap habis mandi di bagian ketiak dan bagian tubuh lain yang berbau.
* Selalu menjaga kebersihan badan, dianjurkan untuk lebih sering mandi dan mengelap bagian tubuh yang sering mengeluarkan keringat.
* Sebaiknya rambut ketiak dibersihkan/dicukur agar tidak lembab dan memicu bau.
* Ganti pakaian yang basah oleh keringat dengan pakaian yang kering dan bersih.
* Perbanyak konsumsi makanan yang berserat dan rendah kalori seperti buah dan sayuran .
* Mengurangi makanan pedas, makanan berlemak dan kopi (yang mengandung kafein).
* Memakai deodorant yang bentuknya spray.



sumber:
http://gerry-tk.blogspot.com/2010/08/tips-mengatasi-bau-badan.html

Mengatasi Rambut Rontok

Rambut rontok umumnya disebabkan oleh adanya endapan lemak dibawah permukaan kulit, sehingga menghambat pertumbuhan pada rambut. Untuk penyebab rambut rontok yang lain, saya pernah menulis juga pada judul artikel Penyebab Rambut Rontok

Nah, setelah anda tahu penyebab rambut rontok diatas, tentu anda ingin mengobati / mengatasi rambut rontok kan? untuk itu saya akan memberikan Cara Alami Untuk Mengatasi Rambut Rontok. Berikut Obat Tradisional yang bisa anda gunakan:

Bahan:
- Buah Asam Jawa yang sudah tua (secukupnya)
- Air (secukupnya)

Pemakaian:
Campurkan Asam Jawa dan Air. Aduk hingga rata. Gunakan ramuan tersebut untuk mengurut kepala anda. Setelah beberapa menit proses pengurutan, cuci kepala anda dengan air bersih.


sumber:
http://gerry-tk.blogspot.com

Minggu, 21 November 2010

Teori 3-D

Teori 3-D dari Reddin merupakan pola dasar untuk menentukan perilaku
kepemimpinan, yaitu:
a) Task oriented
b) Relationship oriented
c) Effectiveness oriented
Pola dasar diatas memunculkan 8 gaya kepemimpinan:
- Deserter - Bereaucrat
- Missionary - Developer
- Autocrat - Benevolent autocrat
- Compromiser - Executive
4. Kepemimpinan Menurut Teori Kontingensi
Dalam model Fiedler, terdapat tiga elemen penentu gaya dan perilaku
kepemimpinan efektif, yaitu:
a) Leader-member relations
b) Task structure
c) Leader’s position power
Model Kepemimpinan Menurut Situasi
Tipe kepemimpinan adalah pola perilaku yang ditampilkan oleh seorang
pemimpin pada saat pemimpin itu mencoba untuk mempengaruhi orang lain
sepanjang diamati oleh orang lain.
Gaya kepemimpinan berbeda dari satu situasi ke situasi lainnya sehingga
perlu diagnosa yang baik. Pemimpin yang baik harus mampu mengubah
perilakunya sesuai dengan situasi, serta mampu memperlakukan bawahan sesuai
kebutuhan dan motif yang berbeda-beda.
Tipe kepemimpinan yang situasional terdiri dari:
- direktif
- suportif
- kombinasi



SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Model Kepemimpinan Kontinum

Diajukan oleh Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt, isinya ada tujuh
tingkatan hubungan pemimpin dan bawahan, yaitu:
a) Telling → membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan
b) Selling → menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan
c) Menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan
d) Memberi keputusan tentatif yang masih dapat diubah
e) Consulting → memberi masalah dan minta saran pemecahannya
f) Menentukan batas-batas dan minta kelompok untuk membuat keputusan
g) Joining → mengijinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang
ditentukan
Manajerial Grid (Grafik Kepemimpinan)
Diajukan oleh Robert R Blake dan Jane S Mouton, menurut mereka
kepeminpinan dapat diukur dari dua dimensi, yaitu:
a) Perhatiannya terhadap tugas / hasil (T)
b) Perhatiannya terhadap bawahan / hubungan kerja (H), maka muncul 5
tipe kepemimpinan:
- impoverished leadership (koordinat 1,1)
- middle of the road (koordinat 5,5)
- country club leadership (koordinat 1,9)
- task leadership (koordinat 9,1)
- team leadership (koordinat 9,9)
Manajemen Sistem Dari Likert
Merupakan penyempurnaan, model kepemimpinan kontinum. Ada empat macam
gaya kepemimpinan:
a) Sistem I → otoriter (explosive / authoritative)
b) Sistem II → otoriter yang bijaksana (benevolent authoritative)
c) Sistem III → konsultatif
d) Sistem IV → partisipatif


SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Kepemimpinan Menurut Teori Sifat
Dasar : keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki orang tersebut. Sifat-sifat tersebut bisa berupa sifat fisik
maupun psikologis.
a) Ordway Tead
Sifat pemimpin terdiri dari : energi jasmani-rohani, kepastian akan
maksud dan arah tujuan, antusiasme atau perhatian yang besar, ramah
tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati, integritas atau
pribadi yang utuh, kecakapan teknis, kecakapan mengajar, kesetiaan.
b) Chester I Barnard
Sifat pemimpin berkaitan dengan sifat pribadinya yang terdiri dari sifat
fisik, skill, teknologi, daya tangkap, pengetahuan, memori dan imajinasi.
Sifat pribadi mempunyai watak yang subjektif, yaitu keunggulan seorang
pemimpin di dalam keyakinan (determination), ketekunan (persistence),
daya tahan (endurance) dan keberanian (courage).
c) Ralph Stodgill
Sifat–sifat pemimpin terdiri dari:
􀂃 Capacity : intelegen, kewaspadaan, verbal facility, keaslian dan
kemampuan menilai
􀂃 Achievement : gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan
dalam olah raga
􀂃 Responsibility : berdikari, inisiatif, ketekunan, agresivitas, percaya
diri, keinginan untuk unggul
􀂃 Participation : aktif, pandai bergaul, kerja sama, mudah
menyesuaikan diri, humoris
􀂃 Situation : mental level, status, skill, kebutuhan, interest of
followers, tujuan yang ingin dicapai
2. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku
Perilaku pemimpin cenderung pada dua hal, yaitu:
a) Consideration, dimana pemimpin cenderung pada kepentingan bawahan. Ia
tipe pemimpin yang ramah, mendukung dan membela, mau berkonsultasi,
mendengarkan bawahan, menerima usulan bawahan, memikirkan
kesejahteraan bawahan dan memperlakukan bawahan setingkat dengan
dirinya.
b) Initiating Structure, dimana pemimpin cenderung mementingkan tujuan
organisasi. Ia tipe pemimpin yang suka memberi kritik pada pelaksanaan
tugas-tugas kerja yang jelek, menekankan pentingnya batas waktu
pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan, selalu memberi tahu apa-apa
yang harus dikerjakan bawahan, selalu memberi petunjuk bagaimana
melakukan tugas, memberi standar tertentu atas pekerjaan, meminta
bawahan agar selalu menuruti dan mengikuti standar yang telah ditetapkan,
serta selalu mengawasi bawahan.


SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

DEFINISI KEPEMIMPINAN

􀂙 Menurut Blanchard : proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan dalam suatu
situasi tertentu.
Dirumuskan sbb : K = f ( p, b, s )
K : kepemimpinan f : fungsi p : pemipin
b : bawahan s : situasi
􀂙 Menurut Cragan dan Wright : komunikasi yang secara positif
mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok.
􀂙 Menurut Stogdill (1948) : suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok
dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Klasifikasi Gaya kepemimpinan menurut White dan Lippit (1960):
􀂾 Otoriter → keputusan dan kebijakan seluruhnya ditentukan oleh pemimpin
􀂾 Demokratis → pemimpin mendorong dan membantu anggota untuk
membicarakan dan memutuskan semua kebijakan
􀂾 Laissez Faire → pemimpin memberikan kebebasan penuh bagi anggota
kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi
pemimpin yang minimal
Syarat-syarat gaya kepemimpinan demokratis yang produktif menurut Gibb
(1969), bila:
a) tidak ada anggota kelompok yamg merasa dirinya lebih mampu mengatasi
persoalan daripada kelompok yang lain
b) metode komunikasi yang tepat belum diketahui atau tidak dipahami
c) semua anggota berusaha mempertahankan hak-hak individual mereka
Syarat-syarat gaya kepemimpinan otoriter yang efektif, bila:
a) kecepatan dan efisiensi pekerjaan lebih utama daripada perundingan
b) situasinya benar-benar baru sehingga anggota kelompok butuh pengertian




SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

KEKUASAAN DALAM KELOMPOK

A. Definisi
1) Weber : kemungkinan dimana seseorang di dalam hubungan sosialnya
mempunyai posisi untuk melakukan keinginannya tanpa perlawanan
2) Buckley : kendali atau pengaruh atas perilaku orang lain untuk mendukung
pandangan seseorang tanpa sepengetahuan mereka, bertentangan dengan
keinginan atau pemahaman mereka
3) Kipnis : interaksi antara dua pihak, pemegang kekuasaan dan target
person, dimana perilaku tadi diarahkan oleh pemegang kekuasaan
4) Kekuasaan koersif : memaksa, bentuk-bentuk legitimasi dari pengaruh sosial,
seperti ancaman, hukuman
B. Dasar-dasar atau Sumber-sumber Kekuasaan
1. Reward
2. Coersive
3. Legitimate
4. Referent
5. Expert
C. Proses-proses Kekuasaan
1. Adanya kepatuhan
2. Formasi Koalisi (sub kelompok dalam kelompok yang lebih besar)
Perubahan-perubahan dalam power holder:
1. Memperlebar jarak sosial antara dirinya dengan orang lain yang tidak
punya power
2. Yakin bahwa yang nonpowerful tidak dapat dipercaya dan butuh “waskat”
(pengawasan yang ketat)
3. Tidak menilai pekerjaan dan kemampuan dari orang yang kurang berkuasa
Perubahan-perubahan ketika powerless:
a. pasif dan menerima situasi
b. memberontak akan ketidaksamaan dan berusaha mendapatkan persamaan
struktur
c. berusaha meningkatkan power secara tertutup dengan koalisi
d. menarik diri secara total dari kelompok



SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Teori-teori MotivasiTeori-teori Motivasi

1. Teori Kebutuhan
􀀩 tindakan manusia pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhannya
Tokoh : Maslow, Herzberg, Mc Clleland, Vroom
a. Satisfaction of Needs Theory (Maslow)
􀀩 menyusun tingkat kebutuhan manusia
b . Motivation Maintenance Theory (Herzberg)
Ada 2 faktor yang mempengaruhi individu:
􀂙 Satisfiers = intrinsic factor
Maslow = higher order needs (self esteem dan self actualization)
􀂙 Dissatisfiers = extrinsic factor
M aslow = lower order needs (fisiologis, security dan social)
c. Teori Kebutuhan dari Mc Clleland
􀂾 Need of power
􀂾 Need of affiliation
􀂾 Need of achievement


PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

MOTIVASI DAN TUJUAN KELOMPOK

A. Definisi
(1) Proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,
persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang, timbul dari dalam diri
(intrinsik) atau dari luar diri (ekstrinsik) karena adanya rangsangan.
(2) Dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
(3) Suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah
pada tercapainya tujuan organisasi


SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

KOHESIVITAS KELOMPOK

A. Definisi
Collins dan Raven (1964) : kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk
tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
B. Alat Ukur
1. Ketertarikan interpersonal antar anggota
2. Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
3. Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personalnya (Mc David dan Harary)
Kelompok yang makin kohesif, maka:
􀂾 tingkat kepuasan makin besar
􀂾 anggota merasa aman dan terlindungi
􀂾 komunikasi lebih efektif, bebas, terbuka dan sering
􀂾 makin mudah terjadi konformitas → anggota makin mudah tunduk
pada norma kelompok dan makin tidak toleran pada devian.



SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

DEINDIVIDUASI

Deindividuasi merupakan proses hilangnya kesadaran individu karena melebur di
dalam kelompok → pikiran kolektif.
Perspektif Teoritis
1. Teori Perilaku Kolektif
Kolektif : kumpulan individu yang lebih daripada skedar agregrat, tapi juga
bukan kelompok sebenarnya
Tipe kolektif:
a. Social Agregrat : collective outburst (riots, mobs, dsb)
b. Collective Movement : organisasi politik, kampanye nasional, dsb
a. Teori Konvergen
Agregrat mewakili orang dengan kebutuhan, keinginan dan emosi situasi crowd
memicu pelepasan spontan dari perilaku-perilaku yang sebelumnya terkontrol.
b. Teori Contagion (Penularan)
Emosi dan perilaku dapat ditransmisi ‘(ditular)’ dari satu orang ke orang lain
sehingga orang cenderung berperilaku sangat mirip dengan orang lain.
c. Teori Emergent-Norm (Perkembangan Norma)
Teori gabungan konvergen – contagion, crowd, mob dan kolektif lainnya hanya
kelihatan setuju sepenuhnya dalam emosi dan perilaku karena anggotanya patuh
pada norma yang relevan dalam situasi tertentu.
2 . Teori Deindividuasi
Penyebab:
1. Rendahnya identiafibilitas seseorang
2. Rasa keanggotaan dalam kelompok
3. Ukuran kelompok → semakin besar, semakin mudah terdeindividuasi
4. Kebangkitan personil → amarah



SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Meningkatkan performance kelompok

1. Proses komunikasi
2. Proses perencanaan → strategi-strategi kinerja
3. Prosedur-prosedur khusus:
a. Brainstorming, terdapat 4 syarat utama:
􀂃 expressiveness : bebas mengekspresikan apa saja yang
ada dalam benak kita
􀂃 nonevaluative : tidak ada pendapat yang baik atau buruk,
semua pendapat berharga
􀂃 quantity : semakin banyak ide, semakin kreatif
􀂃 building : ide-ide yang disampaikan seperti puzzle (ide-ide
tersebut masih kasar, harus disusun dulu)

b. Nominal Group Technique (NGT)
→ pemimpin memberikan permasalahan ke forum lalu ditulis di
whiteboard. Setiap orang disuruh maju ke whiteboard untuk
menuliskan gagasan lalu dipilih mana yang paling baik
c. Delphi Technique
→ pemimpin membuat kuesioner, anggota disuruh mengisi
kuesioner tersebut. Setelah diisi dikembalikan ke pemimpin lalu
diberi feedback, dikembalikan lagi ke anggota, demikian terus
menerus sampai ditemukan solusi yang baik
d. Synectics (bahasa Yunani = bergabung bersamanya elemenelemen
yang berbeda dan nampaknya tidak relevan)
→ bentuk spesial dari brainstorming. Kita disuruh berpikir lebih
kreatif, berpikir secara divergen, dapat memberikan ide bermacammacam




SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Tipologi tugas menurut Steiner

1. Divisible : subtugas dapat dibagi-bagi kepada beberapa anggota
2. Unitary >< divisible : satu tugas hanya dikerjakan satu orang saja
3. Maximazing : yang diutamakan adalah produk atau kuantitas maksimal
4. Optimazing : yang terutama adalah kinerja atau kualitas optimum
5. Additive : adanya penambahan input individual untuk menghasilkan produk
kelompok
6.Compensatory : rata-rata penilaian individu untuk menghasilkan produk
kelompok
7. Disjunctive : kelompok harus mempunyai satu jawaban spesifik terhadap tipe
masalah ya atau tidak
8. Conjuctive : semua anggota harus melakukan tindakan yang spesifik sebelum
tugas selesai dengan sempurna
9. Discretionary : jika anggota bebas memilih, metode mana yang disukainya
dengan mengkombinasikan input individualnya





SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Performance Kelompok

Performance Dalam Kelompok yang Berinteraksi
Tipologi tugas dari Steiner didasarkan pada kombinasi antara:
- jenis-jenis tugas yang dapat dibagi
- jenis-jenis hasil yang diinginkan
- prosedur-prosedur individu dalam memberi masukan

Memprediksi Performance Kelompok
Klasifikasi tugas penting karena:
􀀹 tipe tipe tugas yang berbeda memerlukan sumber daya yang berbeda
􀀹 jika anggota kelompok mempunyai sumberdaya tersebut maka akan
sukses




SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK (TAHAP PERFORMING )

Percobaan Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana
kehadiran orang lain akan meningkatkan kinerja seseorang.
A. Coaction Paradigm
→ beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling
berinteraksi, misalnya: ujian dikelas
B. Audience Paradigm (passive spectators)
→ kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal
pelajaran ditengah orang banyak
Penelitian Robert Zajonc:
􀂾 Respon dominan
→ fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon
dominan itu sesuai
􀂾 Respon nondominan
→ fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon
dominan itu tidak sesuai
Penyebab fasilitasi sosial:
1. adanya dorongan
2. kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain
3. distraksi (perhatian yang terpecah)




SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK (TAHAP NORMING )

1. Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai
anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku
orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.
Perbedaan peran :
􀂃 Task roles → tugas
􀂃 Socioemotional roles → sosioemosi
Teori 3 dimensi peran :
a. dominance – submission
b. friendly – unfriendly
c. instrumentally controlled – emotionally eupressive
Konflik peran :
􀂾 interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang
􀂾 intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain
2. Norma (norm)
Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan tindakan
yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok.
3. Hubungan antar anggota
→ otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi

SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK (TAHAP STORMING)

Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
�� perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional
minor
2. Confrontation
�� dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
�� diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok)
dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).
3. Escalation
�� pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka
memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak
percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.
4. Deescalation
�� berkurang atau menurunnya konflik
�� anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan
berdebat
Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan
mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain
mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win
win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan
individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan
dengan perilaku aktualnya
5. Conflict Resolution
�� tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas
akan hasilnya
Penyebab konflik :
1. Interdepence
�� tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑
Deutch (1949):
�� pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong
�� pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih
tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya
2. Influence stategies
�� strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman
dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik
3. Misunderstanding dan misperception


SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK (TAHAP FORMING)

A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat
memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
􀀩 energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain.
Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO
IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan
membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging,
kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan
meningkatkan self development.
2. Transferen
􀀩 bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan
individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat
pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu
menganggap orang tuanya.

B. Pandangan Sosiobiologi
􀀩 Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk
memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis.
􀀩 Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota
lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner
dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan
reproduksi.

C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
􀀩 Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka
membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan
kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu
membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan
s ikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

D. Pandangan Pertukaran Sosial
􀀩 Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
→ minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya
dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).



SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)