JAKARTA - Anak berkebutuhan khusus (ABK) diyakini mengalami peningkatan. Saat ini, menurut pemerhati anak, Dr Seto Mulyadi, penyandang ABK di Indonesia diperkirakan satu dari 250 kelahiran.Di Australia, lanjut Seto, peningkatannya lebih tinggi lagi. "Perbandingannya satu dari 50 kelahiran," tuturnya dalam acara launching Au-tism Care Indonesia (ACI) di Citywalk Function Hall, Sudirman, Jakarta, Sabtu (3/4).
Launching ACI ini, dalam pandangan Seto, adalah momen yang tepat sebagai blue print arah dunia pendidikan ABK. Dia mengakui, bagi orang tua, hal yang berat adalah menerima diagnosis anaknya menyandang ABK. Namun, yang paling penting, menurut dia, ABK bisa diterapi.Seto mengatakan, dalam menerapi ABK, perlu kerja sama intersektoral, lalu memberdayakan orang tua dan ABK itu sendiri. Dalam hal ini, ABK bukan hanya dilihat sebagai objek yang dilayani, tapi juga perlu diberdayakan. "Banyak ABK yang cerdas, tapi tak berkembang karena masalah komunikasi. Jadi, melatih komunikasi ABK sangat penting untuk tugas para orang tua," tuturnya.
Meningkatnya populasi ABK di Indonesia dinilai tidak berbanding lurus dengan ketersediaan lembaga pendidikan yang menanganinya. Lembaga semacam ini dianggap masih minim.Kenyataan inilah yang mendasari Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI)- sebuah lembaga yang didirikan dari keluarga yang mempunyai ABK-meluncurkan Autism Care Indonesia (ACI). Ini adalah sebuah program yang membantu memberikan terapi secara gratis kepada ABK untuk keluarga tidak mampu.
Program yang selaras dengan peringatan Hari Autis Sedunia itu menyedot perhatian kurang lebih seribu peserta. Mereka berasal dari klinik tumbuh kembang, orang tua anak ABK, perwakilah dari sekolah-sekolah inklusi, dan beberapa lembaga terkait lainnya.Ketua YCHI, Zulfikar Alimuddin, mengatakan, orang tua dari keluarga mampu pun sulit merawat anak yang diberi kelebihan khusus dari Allah. Dia mengungkapkan, ide membuat acara ini sudah ada sejak 18 bulan yang lalu. Kemudian, sekitar April-Mei 2009, didirikan YCHI. Program ini dibuat untuk membantu ABK secara berkelanjutan.
Awalnya, kata dia, banyak orang yang meragukan niat ini karena bantuan kepada ABK gratis. Ada yang bertanya, bagaimana caranya? "Tapi, kita yakin bahwa yang kita lakukan ini tujuannya baik. Jika dilakukan dengan cara yang baik, Allah pasti membantu," ujarnya.Zulfikar mengatakan, tugas ke depan yayasan ini akan berat karena merupakan organisasi nonprofit. Namun, dia tetap optimis mengadvokasi, memberikan informasi, dan melakukan aksi sosial terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan anak berkebutuhan khusus.Dia juga yakin akan menjalankan organisasi ini sehingga menjadi kredibel.cO6. ed burhan
sumber: http://bataviase.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar