Jumat, 07 Mei 2010

Anak Autis Butuh Perhatian Ekstra

Kak Seto:


BANDA ACEH - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi menilai anak-anak berkebutuhan khusus (special needs) di Aceh sangat membutuhkan kepedulian dan dukungan dari semua pihak terutama pemerintah daerah. Upaya ini perlu dilakukan mengingat jumlah anak berkebutuhan khusus, terutama anak autis di Aceh terus bertambah.

“Sebagian besar anak berkebutuhan khusus berasal dari keluarga tidak mampu, padahal untuk memberikan pendidikan dan terapi yang tepat untuk mereka butuh biaya yang tidak sedikit. Mendidik anak special needs butuh ekstra tenaga dan ekstra dana,” kata psikolog Anak yang akrab disapa Kak Seto itu, di Banda Aceh, Selasa (27/10) pekan lalu.

Ia yakin pemerintah Aceh akan bertindak adil dalam hal pemberian kesempatan memperoleh pendidikan untuk semua masyarakat Aceh. “Tidak hanya terbatas pada memberikan kesempatan untuk anak-anak normal tapi juga untuk anak-anak berkebutuhan khusus atau special needs,” imbuh Ketua Yayasan Nakula Sadewa ini.

Ia mengaku bangga, Pemerintah Aceh melalui Wakil Gubernur Muhammad Nazar mengatakan komit mendukung keberlangsungan pendidikan anak special needs yang ada di daerah Serambi Mekkah ini. “Saya senang sekali berkesempatan berbincang dengan Wakil Gubernur Aceh saat dijamu makan malam di rumahnya. Beliau mengatakan komit mendukung dan menangani pendidikan anak berkebutuan khusus di Aceh. Ini perlu mendapat apresiasi, ternyata sudah ada niat dan langkah serius dari pemerintah daerah untuk menangani pendidikan anak special needs,” katanya.

Pada sesi audiensi dan makan malam yang difasilitasi di Rumah Dinas Wagub Aceh tersebut, Kak Seto juga mendengarkan Muhammad Nazar mendeklarasikan bahwasanya Pemerintah Aceh akan memberikan bantuan pendidikan bagi sekolah My Hope melalui APBA tahun 2010.

Pemerhati masalah anak-anak ini juga mengaku gembira mengetahui Darwati A Gani sebagai istri Gubernur Aceh memberi perhatian khusus membuka seminar nasional tentang anak special needs pada Rabu (28/10) lalu. “Bagi saya, keterlibatan Ibu Darwati A Gani, sebagai Istri Gubernur Aceh, Ibu Illiza sebagai Wakil Walikota Banda Aceh, dan pihak dari Dinas Pendidikan Aceh dalam serangkaian proses penggalangan bantuan pendidikan ABK, menjadi angin segar bagi orang tua dan anak special needs Aceh. Mudah-mudahan dukungan seperti ini terus mengalir dan terealisasi,” harapnya.

Kagumi ‘My Hope’
Saat berkunjung ke Sekolah My Hope di Jalan Singgahmata, Blower Banda Aceh, Kak Seto menyatakan kekagumannya pada apa yang telah dirintis Sekolah My Hope sebagai satu-satunya sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di Aceh. “Saya melihat di Sekolah My Hope ternyata sarana dan prasarana pendidikan dan terapi di sana masih sederhana. Tapi saya melihat ada semangat, tekad, dan keikhlasan yang besar sekali dari guru-guru yang mengajar di sana,” akunya.

Malah, lanjut Kak Seto, di Sekolah My Hope menggunakan konsep terapi dan pendidikan untuk anak special needs yang berstandar internasional. “Dengan segala keterbatasan, pemimpin Sekolah My Hope menerapkan metode pendidikan dan terapi sesuai standar internasional dengan mengambil modul-modul dari Yayasan Autisme Indonesia. Ini merupakan langkah tepat karena sumber metode pembelajaran dan terapinya memang sudah sangat kompeten,” kata dia.

Kak Seto yang bertandang ke Banda Aceh beberapa hari lalu itu, menjadi nara sumber pada seminar nasional yang diadakan oleh Biro Psikologi Psikodinamika dan Sekolah My Hope, berjanji akan memberikan dukungan penuh bagi keberlangsungan pendidikan anak berkebutuhan khusus di Aceh. “Saya sendiri akan memberikan dukungan sebesar-besarnya untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Aceh. Saya bersedia datang ke Aceh kapan saja diperlukan jika saya punya kesempatan,” janji pria penerima Men’s Obsession Award 2006 itu

sumber;http://www.serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar