Toilet training merupakan cara untuk melatih anak-anak agar bias menahan buang air besar dan kecil sehingga bisa buang pada tempatnya yaitu toilet.
Pada teori Freud tentang tahap perkembangan psikoseksual dimana fase anal pada usia 1-3 tahun kenikmatan berpusat pada daerah anus dan dubur. Disini rangsangan pada anus berkaitan dengan buang air besar dan kecil. Disini anak-anak diajarkan tentang toilet training. Awalnya anak-anak akan merasa takut untuk melakukan toilet training, tapi peranan orangtua sangatlah penting untuk mengajarkan anak-anaknya agar menjaga kebersihan.
Orangtua harus sabar dan tekun mengajarkan anaknya untuk melakukan kegiatan toilet training. Saya pernah dengar gara-gara anaknya tidak mau buang air besar atau kecil di toilet, anaknya dipukulin pakai sapu sehingga luka. Padahal tindakan seperti itu anak akan menjadi terpaksa atau takut untuk melakukan buang air besar atau kecil. Sehingga ia menahan kotorannya, padahal itu akan menimbulkan penyakit.
Banyak sekali keuntungan yang didapat dari toilet training. Anak akan mandiri dan pandai menjaga kebersihan. Tumbuh kembang anak dapat melatihnya untuk membuka celana luar dan celana dalam,lalu memakainya kembali, membersihkan diri,menyiram bekas buang air besar dan kecil.
Ada beberapa cara agar anak tidak bosan atau takut melakukannya, yaitu:
1) Jangan terlalu dipaksa apabila anak belum siap
2) Berikan cerita-cerita yang menarik ke anak untuk menarik perhatiannya
3) Berikan pujian atau hadia kecil apabila anak berhasil melakukannya.
4) Hias kamar mandi dengan tokoh kartun yang anak-anak disenangi
5) Jangan pernah memarahinya dengan kasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar